Salah satu contoh penggunaan data di Gereja adalah pemetaan demografis dari data Jemaat Gereja. Pengelompokkan ini bisa dilakukan berdasarkan umur, gender, atau bahkan hal-hal yang lebih detail seperti tingkat pendidikan, budaya, dll. Dengan pengelompokkan ini, Gereja dapat memanfaatkan hasilnya untuk menajamkan pergerakkan pelayanan, contohnya sebagai berikut:
Berdasarkan umur
Dengan memahami demografis umur Jemaat, Gereja bisa mempertimbangkan suatu acara berdasarkan aktifitas fisiknya. Semisal, Gereja yang Jemaatnya kebanyakan generasi muda, dapat melakukan aktifitas outdoor, olahraga, ataupun hal-hal fisik yang lebih banyak. Sedangkan Gereja yang mayoritas berusia lanjut, dapat memperbanyak pelayanan kunjungan, persekutuan doa, ataupun pelayanan Kesehatan
Berdasarkan lingkungan
Dengan memahami demografis lingkungan, Gereja dapat lebih menyesuaikan kapasitas acaranya. Semisal di daerah Jakarta yang padat, Gereja perlu menghindari acara yang berpindah-pindah tempat, karena arus lalu lintas yang cukup padat. Sedangkan Gereja yang berada di daerah sepi mungkin bisa mempertimbangkan untuk acara yang memaksimalkan tempat yang luas seperti treasure hunt
Berdasarkan budaya
Gereja dapat memanfaatkan budaya dari Jemaat untuk pendekatan. Semisal Gereja dengan kebanyakan budaya orang Timur, akan lebih cocok dengan Gereja yang pelayanan kunjungan door-to-door karena budaya orang Timur memang senang untuk bertamu.
Beberapa hal tersebut merupakan contoh penggunaan data Jemaat secara demografis. Untuk bisa mendapatkan data demografis secara tepat, Gereja perlu untuk mengumpulkan data Jemaat secara detail. Kalau jaman dulu, pengumpulan data cukup susah karena Gereja perlu aktif mencari Jemaat, kemudian Jemaat harus mengisi formulir Gereja, lalu mengembalikkannya ke Gereja.
Namun sekarang, Gereja bisa dengan lebih mudah mengumpulkan data Jemaat. Dengan adanya Shiftsoft, Jemaat hanya perlu mengisi formulir secara digital, kemudian data tersebut sudah tersimpan di database Gereja. Dan untuk pengelompokkannya hanya perlu menekan tombol filter dan sort, maka data Jemaat sudah terkelompokkan.
Dengan adanya perkembangan teknologi, pengelompokkan data Jemaat menjadi mudah dan cepat, dan Gereja pun bisa menajamkan arah pergerakkannya berdasarkan hasil pengelompokkan tersebut. Bagaimana dengan Gereja Anda? Sudah memperhatikan demografis dari Jemaat belum?